SURABAYA – Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar prosesi wisuda periode 232 pada Sabtu (03/06/2023) di Airlangga Convention Center (ACC), UNAIR Kampus Merr-C. Dalam gelaran itu, Rektor UNAIR Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak resmi luluskan 998 wisudawan yang terdiri dari 19 wisudawan program diploma, 736 program sarjana, 203 program magister, dan 40 program doktoral.
Dalam sambutannya, Prof Nasih mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan dan keluarga. Ia mengatakan, capaian para wisudawan bukanlah hasil dari simsalabim atau kebetulan semata. Namun, capaian tersebut merupakan hasil dari proses panjang dan melelahkan yang telah mereka perjuangkan.
Bekali Diri dengan Menjadi Responsif
Guru Besar FEB UNAIR itu menuturkan bahwa menjadi orang yang responsif merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang. Oleh karena itu, setiap wisudawan harus memiliki sekaligus membekali diri mereka dengan kemampuan merespons yang baik. Dengan bekal tersebut, wisudawan dapat menyesuaikan diri mereka dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
“Hanya orang-orang yang mampu merespons tuntutan lingkungan dengan cepat yang akan berhasil. Hanya jerapah yang mampu memanjangkan lehernya yang mampu bertahan hidup. Jangan seperti katak ketika dibakar atau direbus dalam tempurung kelapa. Suhu perlahan naik, tapi katak tidak menyadari kalau ada perubahan, ” tutur Prof Nasih.
“Ketika air sudah mendidih, maka tidak ada waktu untuk merespons cepat atau bahkan menyelamatkan diri. Keterlambatan kita untuk merespons tantangan dan lingkungan menyebabkan kita tergerus oleh zaman dan kemudian hilang dalam catatan sejarah, ” sambungnya.
Risiko Tinggi untuk Hasil yang Tinggi
Lebih lanjut, Prof Nasih juga mengingatkan para lulusan untuk terus bersikap rendah hati dan tidak merasa benar sendiri dalam hal apa pun. Melalui sikap tersebut, wisudawan dapat terus belajar dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, mereka tidak akan pernah berhenti untuk menjadi pembelajar sejati.
Selain itu, ia juga berpesan kepada para wisudawan untuk berani mengambil risiko. Sebagai perguruan tinggi yang berada di Kota Surabaya, lulusan UNAIR telah digembleng untuk memiliki keberanian seperti arek-arek Suroboyo. Prof Nasih mengatakan, tidak ada hasil tanpa ada risiko. Makin tinggi risiko yang seseorang harapkan, maka makin tinggi pula risiko yang harus mereka hadapi.
Baca juga:
Ini Dia, Cara Menulis Rilis dalam 3 Menit
|
“Kemenangan, keunggulan, dan keberhasilan saat ini bukan diperoleh oleh orang besar, orang kaya, atau orang yang cukup modal. Melainkan oleh mereka yang berani merespons tantangan dan mengambil peluang. Jangan tunggu kesempurnaan, begitu ada peluang, maka harus segera kita respons, ” tegasnya.
Pada akhir, Prof Nasih menyampaikan bahwa prosesi wisuda periode 232 kali ini menjadi momen selebrasi bagi UNAIR karena telah berhasil meraih posisi ke-2 nasional dan 100-200 dunia pada perangkingan Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2023. Ia berharap, capaian tersebut bisa memompa kepercayaan diri wisudawan untuk bersaing di kancah nasional dan internasional. (*)
Penulis: Rafli Noer Khairam
Editor: Khefti Al Mawalia